TINGGINYA TINGKAT KONSUMTIF MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP BARANG IMPORT
Berbicara mengenai budaya konsumtif di zaman yang super maju dalam konteks teknologi dan sarana prasarana, masyarakat seakan terbuai di dalamnya. Jika kita amati lingkungan sekitar kita khususnya di kota-kota besar segala fasilitas itu sudah tersedia. Semua kebutuhan seolah-olah sudah tersedia untuk kita, tinggal kita mempunyai uang apa tidak untuk membeli semua itu.
Menurut Prehati (2003), konsumtivisme adalah berkonsumsi dengan tidak lagi atas pilihan yang rasional berdasarkan kebutuhan, tetapi lebih memperurutkan keinginanannya. Lebih jauh, dalam budaya konsumtif terjadi kerancuan-kerancuan mengenai apa yang benar-benar diperlukan dan mana yang sekedar kebutuhan semu.
Sekarang ini, hampir separuh masyarakat Indonesia mengkonsumsi barang-barang yang berbaur import. Bahkan sudah menjadi sebuah kebanggan ketika produk barang/jasa yang digunakan adalah merupakan produk-produk import (Luar Negeri). Disamping karena merupakan produk luar negeri lebih unggul di pasar, produk yang dikonsumsi tersebut juga merupakan produk-produk branded secara internasional.
Ketika produk import sudah merajai pasar Indonesia, maka secara otomatis akan banyak produk dalam negeri yang akan stuck di pasar Indonesia (bahkan tidak ada peminat). Jika kondisi seperti ini berlangsung secara terus menerus, maka :
1. Terjadi ketertinggalan industri dalam negeri
Selain akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan industri dalam negeri melalui impor barang-barang modal, namun bisa terjadi sebaliknya, industri kita tidak berkembang karena menghadapi pesaing-pesaing di luar negeri.
2. Menciptakan pengangguran
Dengan mengimpor barang dari luar negeri, berarti kita tidak mempunyai kesempatan untuk memproduksi barang-barang kebutuhan sendiri masyarakat Indonesia. Sama artinya kita telah kehilangan kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan ang tercipta dari proses memproduksi barang tersebut.
3. Konsumerisme
Konsumsi berlebihan terutama untuk barang-barang mewah merupakan salah satu dampak yang dapat diciptakan dari adanya kegiatan impor.
Untuk itu, sebagai mahasiswa kami menghimbau agar kita lebih mempertimbangkan penggunaan produk-produk luar negeri dan supaya lebih mengutamakan menggunakan produk sendiri (dalam negeri).
Cintai dan gunakanlah produk dalam negeri, sebagai hasil buatan tangan sendiri.
Cintai dan gunakanlah produk dalam negeri, sebagai hasil buatan tangan sendiri.
sumber :
http://igedearisuciptayasa.blogspot.co.id/2013/08/penyebab-dampak-dan-cara-mengatasi.html