FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
1. PENDAPAT PARA AHLI
Kotler dan Keller (2007a:214)
menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis
dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara
actual mengambil keputusan pembelian.
Proses pengambilan keputusan diawali
dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini
terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang
bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam
proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat
kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang
dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah
menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory
decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen
(non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi
kembali.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Terdapat empat faktor internal yang
relevan terhadap proses pengambilan keputusan konsumen:
- Motivasi (motivation)
Merupakan
suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception)
Merupakan
hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude
formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan
sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integritas (integration) merupakan
kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang
diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan
tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk
tersebut.
3. MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Model Perilaku Pengambilan
keputusan.
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum.
Model Manusia Administrasi Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
Model Manusia Organisasi Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan
Model Pengusaha Baru Dikemukakan
oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
Model Preskriptif Pemberian resep
perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan. Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil
keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada
proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas
observasi Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model
Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan
reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan
“revisi” dan seterusnya.
4. TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Para ahli telah merumuskan proses
pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
a. Pengenalan masalah.
Proses pembelian dimulai saat
pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal
atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus
dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal
misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat
sehingga terangsang rasa laparnya.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang
kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber
informasi konsumen yaitu:
- Sumber pribadi: keluarga, teman,
tetangga dan kenalan.
- Sumber komersial: iklan, wiraniaga,
agen, kemasan dan penjualan.
- Sumber publik: media massa dan
organisasi penilai konsumen.
- Sumber pengalaman: penanganan,
pemeriksaan dan menggunakan produk.
c. Evaluasi alternatif.
Konsumen memiliki sikap beragam
dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka
cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang
disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan
selektif.
d. Keputusan pembelian.
Dalam tahap evaluasi, para konsumen
membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.
Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat
mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam
melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan
pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas,
keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
d. Perilaku pasca pembelian.
Para pemasar harus memantau kepuasan
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian,
yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.
5. CONTOH KASUS PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
Seorang A yang sudah berumah tangga
membutuhkan cairan dalam tubuh untuk sehari – hari atau air minum mineral untuk
di minumnya. Saat itu ia langsung mencari informasi dari orang – orang
terdekatnya untuk menentukan air minum yang akan ia konsumsi setiap harinya.
Setelah A mendapat cukup banyak informasi merek, kualitas, harga, lokasi
pendapatan produk tersebut maka A mengevaluasi terhadap pilihannya dengan
cermat untuk mendapatkan air minum yang baik untuk dirinya dan keluarga.Setelah
mengevaluasi berbagai macam merek maka A menjatuhkan pilihan pada produk air
minum aqua yang di produksi oleh Danone yang sudah lama ada dan sangat di kenal
masyarakat juga di gemari masyarakat karena aqua di ambil dari sumber mata air
terpercaya dan jernih melalui tahap proses beberapa kali penyaringan sehingga
sangat aman dan terjamin untuk di konsumsi setiap hari dalam pengganti cairan
tubuh. Tidak sedikit orang memilih air minum aqua karena terjamin untuk
kesehatannya dan mudah di dapatkan. Setelah A dan keluarga mencobanya beberapa
bulan ternyata benar aqua terjamin bersih ,jernih dan mudah di dapat.
SUMBER :
Kotler & Keller, Manajemen
Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, Penerbit Erlangga.
S Destriana – 2011 – repository.ipb.ac.id
S Destriana – 2011 – repository.ipb.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar